Selasa, 28 Mei 2013

TEKHNIK TRAINING PUBLIC SPEAKING DI MALANG


Kali ini provider training motivasi di malang, akan membahas tentang workshop berbicara di depan umum yang biasanya disebut dengan workshop public speaking. Dewasa ini training public speaking di Malang banyak dibutuhkan seseorang dari para remaja yang sedang studi lanjut sebagai mahasiswa dan untuk para orang dewasa yang dilakukan untuk bertemu dengan seseorang atau klien dalam urusan bisnis.
Public Speaking yang sukses, ditentukan oleh empat hal, yaitu "Mengatasi Hambatan Kepribadian", "Penggunaan Body Language Secara Tepat", "Metode Penyampaian yang Sistematis dan Tepat Sasaran", serta "Penggunaan Alat Peraga." Selain itu, tentu saja diperlukan persiapan yang mantap, pelaksanaan yang meyakinkan, feelingdan finishing touch yang manis.
Berikut ini adalah penjelasan delapan komponen yang disebutkan di atas.
  1. Mengatasi Hambatan Kepribadian. Orang yang belum terbiasa berbicara di depan umum biasanya akan gugup, gemetar, berkeringat dingin, gagap, tegang, sakit perut (mulas), salah tingkah, demam panggung yang biasa kita sebut "cemas".
    · Kiat menghadapi kecemasan: (tambahkan keterangan sendiri waktu ceramah)
    -   Organisasikan bahan presentasi Anda.
    -   Visualisasikan.
    -   Berlatih.
    -   Bernafas dalam - dalam.
    -   Berfokus pada relaksasi.
    -   Melepas ketegangan.
    -   Kontak mata. 
  2.  Metode Penyampaian yang Sistematis dan Tepat Sasaran
    Urutan presentasi: (tambahkan keterangan sendiri waktu ceramah)
    -   Pendahuluan
    -   Kalimat prepandangan.
    -   Gagasan utama dan sub gagasan.
    -   Keuntungan dari penyampaian materi.
    -   Kalimat peninjauan.
    -   Kesimpulan.
    ·         Sebelum membahas public speaking lebih detail, kita pahami definisi komunikasi lebih dahulu. Dalam proses komunikasi, komunikator menyampaikan pesandan komunikan memberikan umpan balik. Umpan balik ini dapat berisi hal yang positif sebagai tanda mengerti pesan yang disampaikan, atau hal yang negatifsebagai tanda salah mengerti, atau bertanya sebagai tanda tidak mengerti.
    ·         Berbicara merupakan bagian dari komunikasi. Jika umpan balik dalam proses komunikasi itu lebih bersifat positif, berarti penyampaian pesan komunikatortelah efektif. Dalam melakukan public speaking tidak selalu ada kata sepakat namun selalu tercapai pengertian bersama (komunikan mengerti maksudkomunikator dan sebaliknya, walau tidak setuju).
    ·         Agar tepat sasaran dalam melakukan public speaking, hal-hal dibawah ini harus diperhatikan :
    1) Kenali latar belakang komunikan, baik budayanya, sukunya, pendidikannya, pekerjaannya, hobinya, status sosialnya, kepentingannya maupun hal-hal yang nampaknya tidak ada artinya.
    2) Hilangkan kesenjangan-kesenjangan dengan berusaha mengubah diri Anda, ikuti "arus" namun tidak sampai "hanyut" dan akhirnya perlahan-lahan mempengaruhi "arus".
    3)  Ciptakan suasana yang menunjang, tergantung pada komunikan yang kita hadapi, pada umumnya mereka senang dengan keramahan /keakraban dan keterbukaan yang tidak sampai tahap mencampuri urusan orang lain.
    4)  Tentukan maksud dan tujuan pembicaraan; untuk hanya pengisi waktu/obrolan ringan, diskusi, brainstorming, informasi, negosiasi, atau mempengaruhi orang lain.
    5)  Arahkan materi pembicaraan dan gunakan strategi sesuai dengan tujuan pembicaraan yang telah ditetapkan.
    6)   Gunakan kata-kata yang tidak menimbulkan pengertian ganda agar tidak membingungkan.
    7) Gunakan logika berpikir. Cobalah untuk menjadi kritis, kreatif, kembangkan pola pikir yang logis, dan sistematis. Biasakan bertanya mengapa,bagaimana, seandainya, .....
    8)      Evaluasi terus secara sadar.
  3. Penggunaan Body Language Secara Tepat. Bahasa isyarat dan gesture merupakan hal penting namun sering dilupakan orang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
    -   Postur tubuh.
    -   Perpindahan tempat.
    -   Gerak isyarat.
    -   Mimik wajah.
    -   Mata yang bersinar.
    ·         Hal -hal yang perlu dihindarkan:
    -   Memasukan tangan ke saku.
    -   Tangan ditangkupkan di belakang punggung.
    -   Lengan disedekapkan.
    -   Bertolak pinggang.
    -   Meremas-remas tangan.
  4. Penggunaan Alat PeragaAlat peraga khususnya yang visual dimaksudkan untuk :
    -   Memfokuskan perhatian audience
    -   Mengukuhkan pesan verbal
    -   Merangsang minat
    -   Mengilustrasikan faktor-faktor yang sulit diverbalkan
    ·      Hal yang harus diingat adalah : alat peraga hanya sebagai alat bantu, jangan menjadi pusat perhatian. Interaksi danhubungan anda dengan audience yang menentukan keberhasilan public speaking.  
  5. PersiapanFaktor nonteknis seringkali tidak diperhitungkan namun membawa akibat fatal bila ternyata muncul tiba-tiba. Misalnya :
    -    Penampilan (rambut, pakaian, sepatu, bau badan, . . .)
    -    Fisik (kesehatan, makan dulu, minum glucose, buang air besar/kecil,   cukup tidur, . 
    -    Latihan gaya, menghitung waktu, . . .
    -    Kesempurnaan berkas/bahan, transparan cadangan, spidol.
    -    Ketersediaan alat peraga dan cadangannya, . . .
    -    Sound sytem, pengaturan tempat duduk, letak layar dan alat peraga, 
    -    Kreativitas.
  6. Praktek yang meyakinkan. Tekanan suara, antusias, kepercayaan diri, keyakinan yang tinggi, rasa optimis, mata yang berbinar, senyum dikulum, komunikatif, mengajak (berdialog dengan) seluruh audience, membangkitkan inspirasi, data yang akurat, peraga yang baik dan lain-lain sangat mempengaruhi keberhasilan berbicara di depanumum.
  7. Feeling Otak manusia terdiri dari otak kanan dan otak kiri. Otak kiri berpikir hal-hal yang logis, sedangkan otak kanan memikirkan hal-hal yang berbau seni dan mengandalkan perasaan, emosi dan nuansa-nuansa ketidakpastian. Dalam berbicara di depan umum, otak kanan juga harus difungsikan, tidak hanya otak kiri.Untuk apa? Agar kita dapat mengatasi gejala-gejala yang dapat merusak presentasi kita. Contoh : jam pembicaraan yang kurang tepat (membuat ngantuk), kebosanan karena acara yagn monoton dan berlebihan, kelelahan, kurang minat dan sebagainya. Sebaiknya presentasi segera di break dengan humor, tanyajawab, demonstrasi alat atau visualisasi sesuatu yang merangsang minat. Selain itu ciptakan suasana yang hangat dan interaksi yang "hidup".
  8. Finishing Touch
      Setelah kesimpulan di akhir pembicaraan, berikanlah tantangan, pertanyaan, penegasan, demo atau apa saja yang dapat audience terpana, tercengang,berpikir, atau bahkan protes. Hal ini akan memberi kesan positif dan rangsangan untuk bertanya.

Untuk konsultasi Training Motivasi Malang, Outbound Malang, Wisata Malang, Travel di Malang dan Hotel di Malang Jatim yang sesuai dengan kebutuhan tim Anda, Silahkan menghubungi office kami untuk informasi lebih lanjut:


MALANG
Perum Landungsari Indah N1 Malang
Mobile: 085 755 059 965 /  0858 1219 5551
Telp. (0341) 5032699
PIN: 5E0C2C45

SURABAYA
Jl. Nginden Semolo 44 Surabaya
Mobile: 082 231 080 521 / 081 334 664 876

JAKARTA
Jl. Rawamangun Muka Raya No. 5 RT. 4 RW. 14 Rawamangun – Jakarta Timur 13220
Mobile: 081 334 664 876 /  085 855 494 440

Email :
indonesiasukses@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar